KOMUNALIS.COM, BERITA - Dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Lentera Huma Berhati menegaskan kembali komitmennya untuk mendorong pemerataan akses dan peningkatan kualitas pendidikan bagi kelompok yang terpinggirkan. Di tengah tantangan zaman yang terus berubah, pendidikan harus menjadi ruang yang adil, inklusif, dan menghidupkan harapan.

Direktur Eksekutif Lentera Huma Berhati, Khairul Anam, menyampaikan bahwa pendidikan bukan semata-mata tentang angka partisipasi atau keberhasilan akademik, melainkan tentang keadilan sosial dan kemanusiaan. 

“Pendidikan adalah hak dasar setiap anak, tanpa terkecuali. Di tengah berbagai kesenjangan sosial dan geografis, kita tidak boleh membiarkan satu anak pun tertinggal. Hari Pendidikan Nasional harus menjadi momen refleksi: sudah sejauh mana kita hadir untuk mereka yang paling rentan?” ujar Anam dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Senin (5/5/2027).

Lentera Huma Berhati, yang selama ini bekerja di akar rumput bersama komunitas dan sekolah-sekolah nonformal di wilayah terpencil dalam momentum Hardiknas 2025 menyelenggarakan program Peduli Pendidikan dengan tema “Pergerakan Edukatif untuk Literasi dan Inovasi”. 

Menurut Anam, momentum kali ini harus dimaknai lebih dalam. “Di Lentera Huma Berhati, kami percaya bahwa pendidikan adalah alat pembebas, jembatan harapan, dan hak dasar yang tidak bisa dinegosiasikan. Namun di lapangan, terutama di daerah-daerah tertinggal dan di tengah komunitas yang dimarjinalkan, kami masih menyaksikan anak-anak yang belajar dalam keterbatasan, guru-guru yang bekerja tanpa dukungan layak, dan sistem yang belum benar-benar berpihak pada mereka yang paling membutuhkan,” jelasnya.

Peringatan Hardiknas tahun ini (4/5/2025) diselenggarakan di Kampung Pemulung Ciputat Tangerang Selatan yang diisi dengan pentas kreatif, funtastix class, dan finger paint, dan pemberian alat tulis sekolah yang bekerjasam dengan HMI Komfaksi Ciputat, dan Kohati Komfaksi Ciputat. 

Lentera Huma Berhati mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadikan pendidikan sebagai jalan memperkuat keadilan sosial dan martabat manusia. “Kita tidak bisa berbicara tentang masa depan Indonesia tanpa memastikan bahwa setiap anak, di kota maupun di pelosok, memiliki hak yang sama untuk bermimpi dan mewujudkan cita-citanya,” tutup Khairul Anam.

Sebagai informasi, Lentera Huma Berhati (LHB) adalah organisasi yang didirikan oleh beberapa individu pada 7 Mei 2017 yang fokus terhadap pemberdayaan masyarakat (Community Development). LHB bekerja untuk terus mendorong penyelesaian problematika sosial yang ada di masyarakat sesuai dengan kebutuhannya agar mampu menjadi solusi melalui keterlibatan/partisipasi dari masyarakat untuk membangun diri dan lingkungannya secara berkelanjutam (sustainable), adil dan inklusif. (Noer/Red)