Juli 17, 2025

Kader Menulis, Bangsa Mencerna: Literasi Sebagai Etos Pemberdayaan Intelektual FKMSB

April 21, 2025
2Min Reads
77 Views

Menjadi kader FKMSB bukan semerta-merta identitas struktural, melainkan mandat moral untuk terus-menerus mengasah daya kritis, memperdalam horizon berpikir, dan mentransformasikan pengetahuan menjadi kebermanfaatan. (Foto/Istimewa)

KOMUNALIS.COM, OPINI - Di tengah ekosistem global yang ditandai oleh disrupsi teknologi, kontestasi wacana, dan dekadensi informasi, kemampuan menulis bukan lagi soal keterampilan pelengkap, justru menjadi artikulasi paling elementer dari nalar kritis yang terdidik. Di sinilah kader Forum Komunikasi Mahasiswa Santri Banyuanyar (FKMSB), sebagai entitas intelektual komunal yang berakar kuat pada nilai keilmuan dan moralitas pesantren, dituntut untuk tampil sebagai subjek transformatif dalam semesta peradaban literasi.


Menulis tidak bisa dimaknai aktivitas mekanis menyusun kalimat, akan tetapi sebuah praksis intelektual yang menyiratkan kedalaman berpikir, ketajaman analisis, dan keberpihakan etis terhadap realitas. Setiap kader FKMSB harus memosisikan menulis sebagai instrumen advokasi ide, pengabdian intelektual, sekaligus tanggung jawab epistemik terhadap kemanusiaan dan zaman.


Sebagai organisasi mahasiswa santri yang tersebar seantero nusantara, FKMSB memikul beban historis dan tanggung jawab ideologis untuk menjadi mercusuar pemikiran progresif yang tetap berakar pada nilai-nilai spiritual. Di tengah lanskap digital yang memproduksi banjir informasi tanpa kedalaman makna, kader FKMSB dituntut tidak menjadi bagian konsumen wacana, melainkan produsen narasi yang autentik, reflektif, dan berdaya ubah.


Keterampilan menulis, baik dalam bentuk opini, esai ilmiah, maupun artikel feature adalah prasyarat esensial bagi setiap kader untuk menegaskan eksistensinya di ruang publik. Melalui tulisan, harusnya kader mampu menyuarakan gagasan, apalagi membangun diskursus alternatif yang kontekstual dan solutif. Di titik inilah, menulis menjadi praktik keilmuan yang inheren dengan dimensi perjuangan.


Menjadi kader FKMSB bukan semerta-merta identitas struktural, melainkan mandat moral untuk terus-menerus mengasah daya kritis, memperdalam horizon berpikir, dan mentransformasikan pengetahuan menjadi kebermanfaatan. Dunia yang semakin dipenuhi kebisingan retoris dan kekeringan makna, setiap kader memiliki tanggung jawab historis untuk menghadirkan narasi-narasi yang mencerahkan.


Dengan demikian, literasi menulis ibarat sebuah keniscayaan. Ia adalah ikhtiar intelektual yang mesti diinternalisasi dalam kesadaran kader. FKMSB, sebagai rumah besar kader-kader berkarakter dan visioner, wajib menjadikan budaya menulis sebagai napas pemberdayaan, bukan tuntunan program periodik yang stagnan.


Sebab dalam sejarah peradaban, perubahan besar selalu dimulai dari kata-kata yang dituliskan dengan jujur, tajam, dan bertanggung jawab. Dan dari rahim FKMSB, kita percaya akan lahir para penulis peradaban yang bukan hanya menulis sejarah, tetapi melahirkan sejarah.


Penulis:

Fahrur Rozi, S.Pd

(CO. Div Litbang DPP FKMSB)

Leave a Comment
logo-img Komunalis

All Rights Reserved © 2025 Komunalis